Fortifikasi
Senin, 02 Mei 2016
Fortifikasi Pangan
Fortifikasi pangan adalah penambahan satan atan lebih zat gizi (nutrien) ke pangan. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi. harus diperhatikan bahwa peran pokok dari fortifikasi pangan adalah pencegahan detisiensi: dengan demikian menghindari terjadinya gangguan yang membawa kepada penderitaan manusia dan kerugian sosio ekonomis. Namun demikian, fortitkasi pangan juga digunakan untuk menghapus dan mengendalikan defisiensi zat gizi dan gangguan yang diakibatkannya.Langkah-langkah pengembangan program fortifikasi pangan, antara lain adalah (Siagian.2003):
1. Menentukan prevalensi defisiensi mikronutrien
2. Segmen populasi (menentukan segmen)
3. Tentukan asupan mikronutrien dari survey makanan
4. Dapatkan data konsumsi untuk pengan pembawa (vehicle) yang potensial
5. Tentukan availabilitas mikronutrien dari jenis pangan
6. Mencari dukungan pemerintah (pembuat kebijakan dan peraturan)
7. Mencari dukungan industri pangan
8. Mengukur (Asses) status pangan pembawa potensial dan cabang industri
pengolahan(termasuk suplai bahan baku dan penjualan produk)
9. Memilih jenis dan jumlah fortifikasi dan campurannya
10. Kembangkan teknologi fortifikasi
11. Lakukan studi pada interaksi, potensi stabilitas, penyimpangan dan kualitas
organoleptik dari produk fortifikasi.
12. Tentukan bioavailabilitas dari pangan hasil fortifikasi
13. Lakukan pengujian lapangan untuk menentukan efficacy dan kefektifan
14. Kembangkan standar-standar untuk pangan hasil fortifiksi
15. Defenisikan produk akhir dan keperluan-keperluan penyerapan dan pelabelan
16. Kembangkan peraturan-peraturan untuk mandatory compliance
17. Promosikan (kembangkan) untuk meningkatkan keterterimaan oleh konsumen.
Sebenarnya, fortifikasi makanan mengacu kepada beberapa konsep yang luas dan mungkin dilakukan untuk beberapa alasan. Pertama adalah untuk mengembalikan zat gizi yang hilang selama pengolahan makanan, proses ini disebut sebagai enrichment. Dalam hal ini, zat gizi ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah yang hampir mendekati jumlah zat awal sebelum pemrosesan makanan. Alasan kedua adalah untuk menambah zat gizi yang tidak terdapat dalam makanan secara alami, proses ini disebut sebagai fortifikasi. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar